Sabtu, 13 Desember 2014

MALAYSIA SIAP TIRU KURIKULUM 2013



Tidak hanya pulau dan budaya Indonesia, Kurikulum pendidikan pun kini siap diambil alih Malaysia.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) akan menjadi panduan pendidikan nasional jika penerapan kurikulum 2013 benar-benar dihentikan. Sejatinya, kurikulum 2013 dirancang untuk memperbaiki berbagai kelemahan KTSP.
Penggagas kurikulum 2013, Mohammad Nuh menyebut, salah satu kelemahan KTSP adalah menerjemahkan keterampilan menjadi tugas prakarya.

“Padahal bukan itu. Setiap mata pelajaran memiliki fungsi keterampilan yaitu keterampilan berfikir abstrak, keterampilan menyampaikan pendapat, itu semua keterampilan,” ujar Nuh.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini lantas berbicara banyak hal tentang KTSP dan Kurikulum 2013. Berikut petikan wawancara dengan M Nuh di Jalan Cut Mutia, Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini:
Bagaimana cara terbaik membandingkan KTSP dengan Kurikulum 2013?
Jika mau membandingkan KTSP kurikulum 2013, maka kita perlu membandingkan berbagai aspek; mulai dari substansi hingga proses pelaksanaannya.

Salah satu aspek adalah output kompetensi siswa. Dalam KTSP, output kompetensi lulusan bertumpu pada mata pelajaran. Satu mata pelajaran akan mengajarkan satu keterampilan. Jadi tidak heran, jumlah mata pelajaran dalam KTSP cukup banyak.

Berbeda dengan kurikulum 2013, bukan dari mata pelajaran. Dicari tahu dulu, anak itu maunya apa. Jika sudah tahu maunya, lalu ditetapkan, siswa ini perlu materi apa. Kemudian, bagaimana proses menyampaikannya dan bagaimana mengukur tingkat pencapaiannya.
KTSP selalu mendorong guru kreatif dan inovatif. Bukankah Kurikulum 2013 juga mendorong hal yang sama?
KTSP tidak menyampaikan cara guru untuk menjadi kreatif dan inovatif. Tetapi, kurikulum 2013 melakukannya. Caranya dengan metodologi lima “M” yaitu mengamati, menanya, menganailisis, mencoba dan mengomunikasikan. Ini adalah scientific approach, konsep besar kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 juga menerapkan kurikuler, intrakurikuler dan ekstrakurikuler sebagai kesatuan. Pramuka jadi ekskul yang wajib.
Lantas, apa yang perlu diwaspadai dari pemberlakuan kembali KTSP ini?
Bandingkan dari berbagai aspek kurikulum saja seperti isi, materi, evaluasi dan penilaiannya. Nanti jangan kaget kalau di masa depan Malaysia akan pakai kurikulum serupa kurikulum 2013. Para ahli kurikulum kita sudah mereka undang untuk menjelaskan cara merumuskan kurikulum tematik terpadu. Jangan kaget sajalah.
Dan jangan kaget pula kalau Malaysia juga menggabung struktur kementerian pendidikan mereka. Ini sudah jalan dua tahun. Dulu ada kementerian pendidikan yang mengurusi pendidikan jenjang dasar hingga menengah serta kementerian pendidikan tinggi dan riset. Prancis dan Jepang pun sudah menggabungkan kementerian pendidikannya.
Jadi saya super heran (dengan kebijakan ini – red). Tapi kita memang harus bereksperimen.
Sejak diluncurkan, kurikulum 2013 tidak lepas dari kontroversi. Banyak pihak mengkritik, penerapannya tidak hanya tergesa-gesa, tetapi kurikulum ini juga sarat masalah.
Sebagai penggagas kurikulum 2013, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh mengakui, kurikulum ini belum sempurna. Ada beberapa kelemahan yang memerlukan perbaikan kontinyu.
“Tapi secara subjektif, saya bisa bilang, ini kurikulum yang baik,” tutur Nuh.
Baru-baru ini, Nuh meluangkan waktu berbicara tentang kurikulum 2013 di Jalan Cut Mutia, Menteng, Jakarta Pusat. Berikut petikan wawancaranya:
Penerapan terbatas kurikulum 2013 mengindikasikan pemerintah saat ini melihat adanya masalah. Tanggapan Anda?
Kalau masalahnya secara substansi, maka 6.000-an sekolah yang menerapkannya juga seharusnya dilarang. Tidak lantas malah melarang sekolah lain yang siap menerapkan kurikulum 2013.

Kalau pakai logika, maka tidak ada masalah dengan substansi kurikulum 2013. Jika demikian dan yang 6.000-an sudah siap, kenapa sekolah lain dilarang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar